Klick Aja Deh

Selasa, 27 Januari 2009


Doa dan Usaha

Dikisahkan, ada seorang pemuda sedang naik sepeda motor di jalan raya.
Tiba-tiba hujan turun dengan derasnya seperti ditumpahkan dari langit.
Dengan segera ditepikan sepeda motornya untuk berteduh di emper sebuah
toko. Dia pun membuka helm yang dikenakan dan segera perhatiannya
tercurah pada langit di atas yang berlapis awan kelabu.

Sambil menggigil kedinginan, bibirnya tampak berkomat-kamit melantunkan
doa, "Tuhan, tolong hentikan hujan yang kau kirim ini. Engkau tahu, saya
sedang didesak keadaan harus segera tiba di tempat tujuan. Please
Tuhan....., please..... Tolong dengarkan doa hambamu ini". Dan tak lama
kemudian tiba-tiba hujan berhenti dan segera si pemuda melanjutkan
perjalanannya sambil mengucap syukur dan berterima kasih kepada Tuhan
yang telah mendengar dan mengabulkan doanya.

Di waktu yang berbeda, di cuaca yang masih tidak menentu, lagi-lagi
hujan turun cukup deras dan kembali si pemuda mengulang kegiatan yang
sama seperti pengalamannya yang lalu, yakni berdoa memohon Tuhan
menghentikan hujan, tetapi kali ini hujan tidak berhenti bahkan semakin
deras mengguyur bumi. Di tengah menunggu berhentinya hujan, si pemuda
sadar, dia harus berupaya menemukan dan membeli jas hujan untuk
mengantisipasi saat berkendaraan di tengah hujan. Kali ini, walaupun
terlambat, dia belajar sesuatu hal yakni ada saatnya mengucap doa tetapi
juga harus disertai dengan usaha yaitu menyiapkan jas hujan.

Suatu hari, di waktu yang berbeda,si pemuda ke kantor tanpa sepeda
motornya karena mogok akibat kebanjiran. Hujan yang kembali turun,
tetapi jas hujan yang telah dibeli, saat dibutuhkan, tiba-tiba raib
entah kemana. Dia pun mulai bertanya kesana kemari, barangkali ada yang
bersedia meminjamkan payung atau apapun untuk melindunginya dari terpaan
guyuran hujan. Kembali diulang doa yang sama, usaha yang sama, dan
harapan yang sama pula. Eh,tiba-tiba seorang teman yang bersiap hendak
meninggalkan tempat itu dengan berkendaraan mobil berkata, "Hai teman,
kalau kita searah jalan. Ayo ikut aku sekalian. Aku antar sampai tempat
tujuanmu dan dijamin tidak kehujanan, oke?". maka si pemuda itu pun
mendapat tumpangan dan pulang ke rumah dengan selamat.

Peristiwa alam yang sama, yakni turunnya hujan, telah mengajarkan si
pemuda bahwa selain doa, harus usaha dan akhirnya berserah. Karena jika
kita mau membuka hati, ternyata Tuhan tidak pernah meninggalkan kita
tetapi kitalah yang harus berupaya dengan segala cara dan pikiran yang
telah dikaruniakan Tuhan kepada kita.

Pembaca yang budiman,

Hanya sekedar mengandalkan doa saja namun tanpa usaha dan kerja nyata
tidak mungkin ada perkembangan, hasil akhirnyapun pasti nihil alias
kosong, sedangkan sekedar kerja keras tanpa diiringi doa memungkinkan
kita salah bertindak karena hanya memikirkan hasilnya. Dengan dilengkapi
doa tentu usaha kita itu terarah di jalan yang benar, baik dan halal,
maka yang paling ideal adalah usaha dan kerja keras kita yang diiringi
dengan doa, niscaya segala usaha kita akan dikabulkan dan tentu hasil
yang kita inginkan akan sukses dan memuaskan.

Andrie Wongso

Rabu, 21 Januari 2009


Malaikat itu bernama "IBU"

Suatu ketika...
seorang bayi siap untuk dilahirkan ke dunia.

Menjelang diturunkannya, ia bertanya kepada Tuhan.
" Para melaikat di sini mengatakan bahwa besok Engkau akan mengirimkankuke dunia. Tapi bagaimana cara saya hidup disana, saya begitu kecil danlemah" kata si bayi

Tuhan menjawab,
"Aku telah memilih satu malaikat untukmu. ia akan menjaga dan
mengasihimu"

"Tapi di surga, apa yang saya lakukan hanyalah bernyanyi dan tertawa.
Ini cukup bagi saya untuk bahagia" Demikian kata si bayi

Tuhan pun menjawab,
"Malaikatmu akan bernyanyi dan tersenyum untukmu setiap hari dan kamu
akan merasakan kehangatan cintanya dan jadi lebih berbahagia"

Si bayi pun bertanya kembali
"Dan apa yang dapat saya lakukan saat saya ingin berbicara kepada- Mu?"

Sekali lagi Tuhan menjawab,
"Malaikatmu akan mengajarkan bagaimana cara kamu berdo'a"

Si bayi masih belum puas. ia pun bertanya lagi,

"Saya mendengar bahwa di bumi banyak orang jahat. Siapa yang akan
melindungi saya ?"

Dengan penuh kesabaran Tuhan menjawab,
"Malaikatmu akan melindungimu bahkan dengan taruhan jiwanya sekalipun"

Si bayipun tetap belum puas dan melanjutkan pertanyaannya, "Tapi saya
akan bersedih karena tidak melihat Engkau lagi"

Dan Tuhan pun menjawab,
"Malaikatmu akan menceritakan kepadamu tentang Aku. Dan akan mengajarkan
bagaimana agar kamu bisa kembali kepada-Ku. walaupun sesungguhnya Aku
selalu berada di sisimu"

Saat itu surga begitu tenangnya. sehingga suara dari bumi dapat
terdengar dan sang anak dengan suara lirih bertanya,

"Tuhan... Jika saya harus pergi sekarang, bisakah engkau memberitahu
siapa nama malaikat di rumahku nanti ?"

Tuhanpun menjawab,
"Kamu dapat memanggil malaikatmu.. . IBU"

Kenanglah ibu yang menyayangimu
Untuk ibu yang selalu meneteskan air mata ketika kau pergi...

Ingatkah engkau, ketika ibumu rela tidur tanpa selimut demi melihatmu
tidur nyenyak dengan dua selimut membalut tubuhmu

Ingatkah engkau ketika jemari ibu mengusap lembut kepalamu ?

Dan ingatkah engkau ketika air mata menetes dari mata ibumu ketika ia
melihatmu terbaring sakit ?

Sesekali jenguklah ibumu yang selalu menantikan kepulanganmu di rumah
tempat kau dilahirkan

Kembalilah memohon maaf padanya yang selalu rindu akan senyumanmu

Jangan sampai kau kehilangan saat-saat yang kau rindukan di masa datang.

Ketika ibu telah tiada...

Tak ada lagi yang berdiri di depan pintu menyambut kita Tak ada lagisenyuman indah tanda bahagia

Yang ada hanyalah kamar yang kosong tiada penghuninya Yang ada hanyalah
baju yang digantung di lemari kamarnya

Tak ada lagi
Dan tak akan ada lagi yang meneteskan air mata mendo'akanmu disetiap
hembusan nafasnya

Kembalilah segera...
peluk ibu yang selalu menyayangimu. ..

Ciumlah kaki ibu yang selalu merindukanmu dan berikanlah yang terbaik
untuk ibu
Renungkanlah:


Seorang pengangguran melamar pekerjaan sebagai "office boy"di Istana Negara (kantor SBY), Jakarta. Andi Mallarangeng mewawancara dia dan melihat dia membersihkan lantai sebagai tesnya.

"Kamu diterima," katanya, "berikan alamat e- mailmu dan saya akan mengirim formulir untuk diisi dan pemberitahuan kapan kamu mulai bekerja." Laki-laki itu menjawab,"Tapi saya tidak punya komputer, apalagi e-mail."

"Maaf," kata Mallarangeng. "Kalau kamu tidak punya e-mail, berarti kamu tidak hidup. Dan siapa yang tidak hidup, tidak bisa diterima bekerja."

Laki-laki itu pergi dengan harapan kosong. Dia tidak tahu apa yang harus dilakukan hanya dengan Rp.100.000 di dalam kantongnya. Kemudian ia memutuskan untuk pergi ke Pasar Minggu dan membeli 10kg peti tomat. Ia menjual tom at itu dari rumah ke rumah. Kurang dari 2 jam, dia berhasil melipatgandakan modalnya. Dia melakukan kerjanya tiga kali, dan pulang dengan membawa Rp.300.000

Dia pun sadar bahwa dia bisa bertahan hidup dengan cara ini. Ia mulai pergi bekerja lebih pagi dan pulang larut. Uangnya menjadi lebih banyak 2x sampai 3x lipat tiap hari.Dia pun membeli gerobak, lalu truk, kemudian akhirnya ia memiliki armada kendaraan pengirimannya sendiri.

Lima tahun kemudian, laki-laki itu sudah menjadi salah satu pengusaha makanan terbesar di Indonesia. Ia mulai merencanakan masa depan keluarga, dan memutuskan untuk memiliki asuransi jiwa.
Ia menghubungi broker asuransi, dan memilih protection plan. Sang broker pun menanyakan alamat e-mailnya.
Laki-laki itu menjawab, "Saya tidak punya e-mail."
Sang broker bertanya dengan penasaran, "Anda tidak memiliki e-mail, tapi sukses membangun sebuah usaha besar. Bisakah Anda bayangkan, sudah jadi apa Anda kalau Anda punya e-mail?!" Laki-laki itu berpikir sejenak lalu menjawab, "Ya, saya mungkin sudah jadi office boy di Istana Negara!! ____________ _________ _________ _________ ___

Pesan Moral:
1. Internet bukanlah solusi hidup Anda.
2. Kalau Anda tidak punya akses internet, lalu bekerja keras, Anda bisa jadi milyuner.
3. Kalau Anda menerima pesan ini melalui e-mail, Anda lebih dekat untuk menjadi "office boy/girl" daripada seorang milyuner he..he4x.
Strawberry…

Strawberry merupakan tanaman buah berupa herba yang rata-rata memiliki 200 biji kecil per satu buahnya. Ada 700-an macam jenis strawberry.
Salah satu jenis spesiesnya bernama Fragaria chiloensis L. Jenis ini yang menyebar ke berbagai negara Amerika, Eropa dan Asia . Spesies yang lainnya yaitu F. vesca L. Yang satu ini lebih menyebar luas dibandingkan spesies lainnya. Jenis strawberry ini pula yang pertama kali masuk ke Indonesia .

Warna merah pada strawberry matang sangat beralasan. Warna merah itu disebabkan karena buah ini kaya pigmen warna antosianin dan mengandung antioksidan tinggi. Mendengar kata antioksidan, anda tentu sudah tahu bahwa itu artinya, khasiatnya sangat banyak. Dan anda benar! Buah strawberry menyimpan nutrisi yang luar biasa. Selain antioksidan tersebut, ia juga kaya serat, rendah kalori, dan mengandung vitamin C, folat, potassium, serta asam ellagic.

Mau tahu khasiat strawberry?

1. Strawberry mampu menyusutkan kadar kolestrol.

2. Strawberry dapat membantu melumpuhkan kerja aktif kanker karena asam ellagic yang dikandungnya tersebut.

3. Strawberry dapat meredam gejala stroke.

4. Strawberry mengandung zat anti alergi dan anti radang.

5. Konsentrasi tujuh zat antioksidan yang ada pada strawberry lebih tinggi dibandingkan buah atau sayuran lain, sehingga strawberry merupakan buah yang efektif mencegah proses oksidasi pada tubuh (Oksidasi ialah hancurnya jaringan tubuh karena radikal bebas. Oksidasi juga bertanggung jawab pada proses penuaan).

6. Strawberry yang kaya vitamin C sangat bermanfaat bagi pertumbuhan anak.

7. Strawberry yang hanya sedikit mengandung gula juga cocok untuk diet bagi pengidap diabetes.

8. Strawberry yang dimakan teratur dapat menghaluskan kulit dan membuat warna kulit terlihat lebih cerah dan bersinar. Khasiat yang terkenal lainnya adalah anti keriput!

9. Strawberry dapat memutihkan atau membersihkan permukaan gigi.

10. Strawberry ampuh melawan encok dan radang sendi.

11. Daun strawberry juga berkhasiat karena memiliki zat astringent. Tiga hingga empat cangkir air hasil rebusan daun strawberry per hari, dapat efektif menghentikan serangan diare.

Kebutuhan vitamin C orang dewasa perharinya dapat dicukupi oleh 8 buah strawberry (98 mg). Kebutuhan serat juga sekaligus bisa terpenuhi.


Hati-hati dalam menyimpan buah ini, karena strawberry yang sudah mulai busuk dapat menular dengan sangat cepat ke strawberry lain yang disimpan bersamaan. Strawberry dapat tahan 4 hari di lemari es. Tetapi di freezer, buah ini bisa bertahan selama 1 bulan dengan cara penyimpanan yang benar. Atur strawberry secara satu-satu terpisah, lalu bekukan. Setelah beku, siram dengan air dan masukkan ke dalam plastik, lalu bekukan kembali. Cara menyimpan seperti ini cocok untuk membuat juice.

Dengan banyaknya kegunaan strawberry, yakinlah bahwa memang buah ini cocok disebut buah cinta. Buah yang dapat menjadi kado penuh cinta dari anda untuk kesehatan tubuh anda sendiri.

Selasa, 20 Januari 2009

True story : my story . My sister was staying with me some months ago.
My sister was bleeding profusely akibat pendarahan dalaman. Ketika itu
jam 10 malam. Panic, apa nak dibuat? Mak, ayah semua nya dah arwah.
Teringatkan Pak Kiai di Rawang yang sering merawat sister itu, I asked
my niece to call and ask him what we should do? He said ' baca ayat 58
dr surah Yassin dan niat sambil meniup kearah duburnya bagi menghentikan
pendarahan tersebut'. So my niece pun buatlah. A few seconds later darah
pun berhenti. Oh god, what a miracle, alhamdullilah, leganya.
From that day onwards, itulah yang saya buat apabila ada orang yang
perlu bantuan menghentikan pendarahan. Yakinlah dgn ayat2 Allah.
Hjh Noor Aini

Subject: RAHASIA SURAH YASSIN AYAT KE 58

Barangsiapa yang membaca YAASIN sepenuhnya dan pada ayat ke 58 surah
tersebut 'SALAAMUN QAULAN MIN RABBIN RAHIM' diulang sebanyak 7 kali
untuk 7 niat baikmu, Insya Allah dengan izin Yang Maha Esa dan Maha
Kuasa, semua hajatmu akan dikabulkan.
Jika boleh niatkan sebegini:

1) YA-ALLAH YA-RAHIM, ampunkan dosa-dosaku dan saudara-maraku
2) YA-ALLAH YA-RAHMAN, kurniakan aku isteri,suami,anak-anak yang soleh
dan mencintai islam
3) YA-ALLAH YA-RAZZAK, kurniakan aku rezeki yang berkat,kerja yang baik
dan berjaya didunia dan akhirat.
4) YA-ALLAH YA-JABBAR, makbulkan hajat penghantar maklumat yang aku
dapat ini
5) YA-ALLAH YA-MUTAQABBIR, jauhkan aku dari sifat khianat dan munafiq
dan miskin
6) YA-ALLAH YA-WADUUD, kurniakan aku dan seluruh umat Muhammad yang
beriman kesihatan zahir batin
7) YA-ALLAH YA-ZALJALA LIWAL IKRAM, makbulkanlah semua hajatku, dan
redhaikanlah aku.....

AMIN.
Guru Fisika yang Inspirasional
Oleh JANSEN H. SINAMO

JAM tujuh pagi, suatu hari pada tahun 1981, di sebuah ruang kuliah kuno bersuasana gelap dan kelam, yang dibangun pada zaman Belanda, sebuah kuliah fisika yang sangat modern segera akan dimulai. Fisika kuantum nama kuliah itu.
Hariadi Paminto Soepangkat—doktor fisika zat padat lulusan Universitas Purdue, Indiana, AS—sang dosen yang berkulit putih bersih bertubuh tinggi besar yang dibalut busana rapi lengkap pakai dasi bak eksekutif bisnis itu, telah berdiri penuh wibawa di hadapan sekitar 150 mahasiswa dari tiga jurusan: fisika, astronomi, serta geofisika dan meteorologi.
Belum dua puluh menit kuliah berjalan, usai Pak Hariadi menggambar orbit-orbit lintasan elektron pada atom hidrogen di papan tulis, tiba-tiba nama saya dia panggil.
"Saya, Pak," jawab saya agak terkejut sambil mengangkat tangan.
"Kota asal Saudara di mana?" tanyanya sambil menuruni panggung kuliah yang rapat dengan papan tulis dan berjalan mendekati tempat saya duduk di barisan depan.
"Sidikalang, Pak," jawab saya.
"Oh ya? Kata Pak Andi Hakim Nasution, Rektor IPB, daerah Saudara penghasil kopi ya? Kopi Sidikalang enak kata Pak Nas. Betul?"
"Betul, Pak," jawab saya sumringah.
"Sidikalang itu berapa kilometer jaraknya dari Medan?"
"Seratus lima puluh kilo Pak."
"Kalau naik bis ke Medan berapa ongkosnya?"
"Lima ribu, Pak."
"Kalau uang Saudara cuma tiga ribu, sampai di mana itu?"
"Berastagi, Pak."
Sambil memandang kepada semua mahasiswa sesudah kembali ke panggung kuliah, Pak Hariadi berkata, "Kira-kira seperti inilah yang dimaksud dengan energi ambang. Jika uang Saudara Jansen cuma tiga ribu, itu tidak cukup mengantarnya sampai ke Medan. Jadi, lima ribu adalah uang ambang yang diperlukan agar dia bisa sampai ke Medan dari Sidikalang."
"Nah, demikian pula elektron: dia butuh energi ambang, itu energi yang minimum, untuk bisa pindah ke orbit yang lebih tinggi. Kita sudah tahu bahwa energi itu tidak kontinum, melainkan diskrit, artinya terkuantifikasi. Paket-paket energi yang terkuantifikasi ini dalam bentuk radiasi atau gelombang disebut kuanta energi, yang besarnya menurut Max Planck adalah hv, di mana v frekuensi radiasi itu dan h adalah konstanta Planck yang besarnya 6,626×10-pangkat- minus-34 joule-detik. Elektron hanya bisa punya energi dalam kelipatan bulat kuanta ini. Tidak hanya pada elektron tetapi juga foton dan semua zarah renik di tingkat subatom. Inilah asal-usul nama kuantum pada fisika kuantum yang kita pelajari ini. Fisika kuantum mempelajari perilaku zarah-zarah subatomik, dinamika dan interaksinya, serta relasinya dengan medan yang memengaruhinya."
Entah apa lagi yang dikuliahkan Pak Hariadi pagi itu saya sudah lupa. Tapi, saya terpesona sudah. Sidikalang dan saya jadi pusat perhatian seluruh kelas dan terutama Pak Hariadi. Cuma beberapa menit saja sorotan lampu perhatian itu, tapi sudah cukup membuat saya merasa diri spesial.
Dan sejak momen itu rasa suka saya berlipat ganda kepada Pak Hariadi. Sebagai akibatnya, berlipat ganda pula minat saya pada fisika kuantum.
Singkat cerita, pada ujian akhir semester itu saya mendapat nilai A.
Dan ini tidak lazim. Jarang sekali saya mendapat nilai A. Di kelas saya angkatan 1978, saya cuma mahasiswa rata-rata: mayoritas nilai saya adalah C, agak lumayan dapat B, tapi yang mendapat nilai A sungguh sangat sedikit.
Tapi, mendapat nilai A pada fisika kuantum selangit rasanya. Buat saya itu setara dengan nilai A pada sepuluh mata kuliah yang lain. Fisika kuantum adalah salah satu mata kuliah paling bergengsi di Jurusan Fisika, kreditnya maksimum: empat. Bukan cuma itu, di zaman itu, cuma ada dua mata kuliah fisika yang dianggap dahsyat: fisika kuantum dan teori relativitas. Yang terakhir ini belum disajikan di tingkat S1. Fisika kuantum pun sebenarnya baru cuma pengantar pada kuliah sepenuh: mekanika kuantum, yang akan disajikan nanti di tingkat S2.
Saya juga takjub pada diri sendiri. Mengapa mendadak saya jadi pintar sekali? Tapi, saya akhirnya menyadari: itu semua karena cara dan gaya Pak Hariadi mengajar kami memang luar biasa.
Betapa tidak. Dia selalu sudah ada di kelas sepuluh menit sebelum jam kuliah dimulai. Di hampir semua mata kuliah lain, mahasiswa yang menunggu dosen. Tapi Pak Hariadi sebaliknya.
Pak Hariadi selalu tampil necis: busananya, kebersihannya, dan istimewa tulisannya. Dia membersihkan sendiri papan tulis dengan kain lap basah yang dibawanya dari kantornya. Ada tiga papan tulis di kelas kami. Dibersihkannya dulu papan tulis ketiga saat dia mulai memakai papan tulis pertama, sehingga papan tulis ketiga itu sudah kering saat dia akan memakainya. Demikian seterusnya sampai kuliahnya yang berdurasi 100 menit itu selesai.
Lima tahun saya kuliah di ITB, tidak pernah saya bertemu dengan dosen lain yang mampu menyamai kerapihan dan keindahan tulisan tangan Pak Hariadi.
Pak Hariadi juga pekerja cepat. Hari ini ujian, besoknya jawaban soal-soalnya sudah tertempel di papan pengumuman. Di Jurusan Fisika hanya Pak Hariadi yang mampu dan disiplin berbuat demikian.
Dia pun hafal nama semua mahasiswa yang diajarnya. Pada setiap kuliah ia mampu memanggil nama mahasiswa secara acak, dan seperti saya di atas setiap mahasiswa yang terpilih namanya disebut diajaknya berinteraksi. Dan dari interaksi pendek itu, tiba-tiba bisa keluar ilustrasi untuk menjelaskan konsep fisika kuantum. Bukan saja ilustrasi itu sangat menolong, karena membumi bahkan personal, tetapi di tingkat psikologis sang mahasiswa merasa dilibatkan, bahkan dijadikan bintang pada momen pendek itu. Tak pelak kuliah Pak Hariadi selalu digandrungi. Fisika kuantum jadi mudah dimengerti, gampang diikuti, dan menarik ditelusuri.
Pak Hariadi sangat jauh dari jenis dosen yang memetik rasa puas karena pelajarannya sukar diikuti. Ia bukan tipe dosen yang berbahagia melihat mahasiswa pusing tujuh keliling, lalu takut pada dosennya, dan jeri pada pelajarannya. Sedikit pun tak ada perangai galak padanya apalagi killer. Ia memenuhi tanda-tanda orang cerdas seturut pendapat Einstein: bahwa orang cerdas ialah orang yang mampu membuat perkara sulit jadi mudah dipahami, sedangkan orang bodoh sebaliknya, membuat perkara mudah jadi sukar dimengerti. Fokus kedosenan Pak Hariadi ialah bagaimana agar mahasiswanya bisa mudah memahami pelajarannya supaya dengan begitu tumbuh gairah, minat, dan kecintaan pada pelajaran itu sendiri. Jadi, sebenarnya tidak mengherankan saya bisa medapat nilai A.
Sesampai di Sidikalang, saat libur panjang semester, sensasi kebanggaan mendapat nilai A itu masih terus berdenyut. Tak tahan, saya pun menulis sepucuk surat kepada Pak Hariadi. Saya ungkapkan rasa syukur dan terima kasih saya dan khususnya kedahsyatan cara mengajarnya saya apresiasi dengan rinci.
Eh, surat saya dibalasnya dengan cepat. Katanya dari sekitar 30 mahasiswa yang mendapat nilai A, cuma saya yang menulis surat. Gantian dia yang berterima kasih. Di ujung suratnya, sesudah menitipkan salam kepada orangtua saya, dia mengundang saya ke kantornya usai libur. Waktu itu Pak Hariadi adalah Dekan Fakultas MIPA. "Saya ingin mengenal Saudara lebih dekat." katanya.
Tak sabar saya menunggu waktu untuk kembali ke Bandung. Berhubung kopi Sidikalang sudah disebut-sebut di awal kuliah, itu pula oleh-oleh yang saya bawa buat beliau. Ketika orangtua saya tahu kisah dosen yang istimewa ini, Ibu saya mengusulkan memberikan ulos sebagai cinderamata. Ulos dan kopi, itulah yang kemudian saya bawa ke Bandung.
Ke kantor dekan F-MIPA, saya pun menghadap. Di ujung percakapan, tanpa saya duga, Pak Hariadi meminta agar saya bersedia menjadi asistennya. Terhenyak saya. Tubuh ini mendadak ringan rasanya, seperti kapas di awang-awang layaknya. Tak berpikir panjang tawaran itu segera saya sambut.
Ketika Pak Hariadi sadar bahwa saya membawa ulos sebagai cinderamata, dia sempat tertegun lalu berkata, "Wah, istri saya harus ikut bersama saya menerima ini. Terima kasih. Ini penghargaan yang sangat tinggi."
Malam itu juga, di rumah Pak Hariadi di perumahan dosen Sangkuriang, saya pun menjadi tamu keluarga, diundang makan malam bersama, dan kemudian bercakap-cakap dengan akrab. Di situlah ulos dan kopi Sidikalang saya serahkan.
Sampai akhirnya saya tamat pada akhir 1983––saat itu Pak Hariadi sudah menjabat sebagai Rektor ITB––saya terus membantunya sebagai asisten kuliah fisika kuantum.
Diajar oleh Pak Hariadi dan menjadi asistennya sesudahnya merupakan salah satu pengalaman akademik paling berkesan dan terpenting buat saya selama kuliah di ITB Bandung.
Kini saya berpendapat, andai kata semua guru matematika, fisika, kimia, dan biologi di tingkat sekolah lanjutan di negeri ini sanggup mengajar secerdas dan sebaik Pak Hariadi, niscaya mata pelajaran-mata pelajaran keras itu tidak akan pernah jadi momok buat anak-anak muda kita. Bahkan, matematika dan sains akan jadi mata pelajaran favorit.
10 AMALAN YANG TERBALIK

Kadang kita dapati amalan kita terbalik atau bertentangan dng apa yang
sepatutnya dilakukan & dituntut oleh Islam.Mungkin kita tidak sadar atau
ikut-ikutan dng budaya hidup orang lain.
Contoh amalan yang terbalik :

1. Amalan Selamatan/kenduri beberapa malam setelah saudara/keluarga/tetangga
kita meninggal (malam pertama, kedua, ketiga, ketujuh dan seterusnya)
adalah
terbalik dng yang dianjurkan oleh Rosulullah SAW dimana Rosulullah telah
menganjurkan tetangga memasak makanan/minuman untuk keluarga yang berduka
guna meringankan kesedihan & kesusahan mereka.
Keluarga yang telah ditimpa kesedihan tersebut terpaksa menyediakan
makanan & membeli segala sesuatu untuk mereka yang datang membaca Tahlil/do
a & mengaji.Tidakkah mereka yang hadir & makan tersebut tidak khawatir
termakan harta anak yatim yang ditinggalkan oleh si mati atau harta
peninggalan si mati yang belum dibagikan kepada yang berhak menurut Islam ?

2. Kalau datang ke resepsi/pesta pernikahan/khitanan selalu berisi
hadiah/uang waktu bersalaman.
Kalau tidak ada uang maka kita segan untuk
pergi. Tetapi kalau mendatangi tempat orang meninggal. kita tidak malu untuk
salaman tanpa isi/uang. Sepatutnya pada saat kita mendatangi tempat orang
meninggallah kita seharusnya memberi sedekah. Sebenarnya jika ke
Resepsi/pesta pernikahan/khitanan, tidak memberipun tidak apa-apa. karena
tuan rumah yang mengundang untuk memberi restu kepada mempelai & makan
bukan untuk menambah pendapatannya.

3. Ketika datang ke sebuah gedung/rumah mewah atau menghadiri rapat dng
pejabat, kita berpakaian bagus, rapi & indah
tapi bila menghadap Allah baik
di rumah maupun di Mesjid, pakaian yang dipakai adalah pakaian seadanya.
Tidakkah ini suatu perbuatan yang terbalik ?

4. Kalau bertamu ke rumah orang diberi kue/minum, kita merasa malu untuk
makan sampai habis,
padahal yang dituntut adalah jika hidangan tidak dimakan
akan menjadi mubazir dan tidak menyenangkan tuan rumah.

5. Kalau Sholat Sunnah di Mesjid sangat rajin tapi kalau di rumah, malas.
Sedangkan sebaik-baik Sholat Sunnah adalah yang dilakukan di rumah seperti
yang dianjurkan oleh Rosulullah SAW untuk menghindari rasa riya'/pamer.

6. Bulan Puasa adalah bulan mendidik nafsu termasuk nafsu makan yang
berlebihan
tetapi kebanyakan orang mengaku bahwa biaya makan dan belanja di
bulan puasa adalah yang tertinggi dalam setahun. Padahal seharusnya yang
terendah.
Bukankah terbalik amalan kita ?

7. Kalau untuk menjalankan ibadah haji, sebelum berangkat, banyak orang
mengadakan Selamatan/do'a bersama
tetapi setelah kembali dari Haji, tidak
ada do'a bersama untuk bersyukur. Anjuran do'a bersama/selamatan dalam Islam
diantaranya adalah karena selamat dari bermusafir/perjalanan jauh bukan
karena akan bermusafir. Bukankah amalan ini terbalik ? Atau kita mempunyai
tujuan lain ?

8. Semua orang tua akan kecewa jika anak-anaknya gagal dalam ujian. Maka
dicari & diantarlah anak-anak ke tempat kursus
walau dengan biaya tinggi.
Tapi kalau anak tidak dapat membaca Al-Qur'an, mereka tidak berusaha
mencari/mengantar anak-anak ketempat kursus baca Al-Qur'an atau kursus
pelajaran Islam. Kalau guru kursus sanggup dibayar sebulan Rp.300.000,00
perbulan untuk satu pelajaran dan 8 kali pertemuan saja, tapi kepada Ustadz
yang mengajarkan mengaji hanya Rp.100.000,00 perbulan untuk 20 kali
pertemuan. Bukankah terbalik amalan kita ? Kita sepatutnya lebih malu jika
anak tidak dapat baca Al-Qur'am atau Sholat dari pada tidak lulus ujian.

9. Siang-malam, panas-hujan badai, pagi-petang kita bekerja mengejar rezeki
Allah dan mematuhi peraturan kerja.
Tapi ke rumah Allah (Mesjid) tidak hujan
tidak panas, tidak siang, tidak malam tetap tidak datang ke Mesjid. Sungguh
tidak tahu malu manusia begini, rezeki Allah diminta tapi untuk mampir ke
rumahNya segan dan malas.

10. Seorang isteri kalau mau keluar rumah dengan suami atau tidak, berhias
secantik mungkin.
Tapi kalau di rumah....???Sedangkan yang dituntut seorang
isteri itu berhias untuk suaminya bukan untuk orang lain. Perbuatan amalan
yang terbalik ini membuat rumah tangga kurang bahagia.
Cukup dengan contoh-contoh di atas, Marilah kita berlapang dada menerima
hakikat sebenarnya.Marilah kita beralih kepada kebenaran agar hidup kita
menurut landasan dan ajaran Islam yang sebenarnya bukan yang digubah
mengikuti selera kita. Allah yang menciptakan
kita, maka biarlah Allah yang menentukan peraturan hidup kita.
Sabda Rosulullah SAW : "Sampaikanlah pesan-KU walau hanya satu ayat".
(Riwayat Bukhari).

ISLAM ADALAH RAHMATAN LIL'ALAMIIN
HIDUP MULIA ATAU MATI SYAHIE
KEEP UKHUWAH, SMILE AND ISTIQOMAH.................

Success is not the key to happiness.

Happiness is the key to success .

If you love what you are doing, you will be happy and successful ...

Gusti Allah Tidak "Ndeso"
Beragama yang Tidak Korupsi


Oleh: Emha Ainun Nadjib


Suatu kali Emha Ainun Nadjib ditodong pertanyaan beruntun. "Cak Nun,"
kata sang penanya, "misalnya pada waktu bersamaan tiba-tiba sampeyan
menghadapi tiga pilihan, yang harus dipilih salah satu: pergi ke
masjid untuk shalat Jumat, mengantar pacar berenang, atau mengantartukang
becak miskin ke rumah sakit akibat tabrak lari, mana yang
sampeyan pilih?"

Cak Nun menjawab lantang, "Ya nolong orang kecelakaan."

"Tapi sampeyan kan dosa karena tidak sembahyang?" kejar si penanya.

"Ah, mosok Gusti Allah ndeso gitu," jawab Cak Nun.

"Kalau saya memilih shalat Jumat, itu namanya mau masuk surga tidak
ngajak-ngajak, " katanya lagi. "Dan lagi belum tentu Tuhan memasukkan
ke surga orang yang memperlakukan sembahyang sebagai credit point
pribadi.

Bagi kita yang menjumpai orang yang saat itu juga harus ditolong,
Tuhan tidak berada di mesjid,
melainkan pada diri orang yang kecelakaan itu. Tuhan
mengidentifikasikan dirinya pada sejumlah orang. Kata Tuhan: kalau
engkau menolong orang sakit, Akulah yang sakit itu. Kalau engkau
menegur orang yang kesepian, Akulah yang kesepian itu. Kalau engkau
memberi makan orang kelaparan, Akulah yang kelaparan itu.

Seraya bertanya balik, Emha berujar, "Kira-kira Tuhan suka yang mana
dari tiga orang ini. Pertama, orang yang shalat lima waktu, membaca
al-quran, membangun masjid, tapi korupsi uang negara.

Kedua, orang yang tiap hari berdakwah, shalat, hapal al-quran,
menganjurkan hidup sederhana, tapi dia sendiri kaya-raya, pelit, dan
mengobarkan semangat permusuhan. Ketiga, orang yang tidak shalat,
tidak membaca al-quran, tapi suka beramal, tidak korupsi, dan penuh
kasih sayang?"

Kalau saya, ucap Cak Nun, memilih orang yang ketiga. Kalau korupsi
uang negara, itu namanya membangun neraka, bukan membangun masjid.
Kalau korupsi uang rakyat, itu namanya bukan membaca al-quran, tapi
menginjak-injaknya. Kalau korupsi uang rakyat, itu namanya tidak
sembahyang, tapi menginjak Tuhan. Sedang orang yang suka beramal,
tidak korupsi, dan penuh kasih sayang, itulah orang yang sesungguhnya
sembahyang dan membaca al-quran.

Kriteria kesalehan seseorang tidak hanya diukur lewat shalatnya.
Standar kesalehan seseorang tidak melulu dilihat dari banyaknya dia
hadir di kebaktian atau misa. Tolok ukur kesalehan hakikatnya adalah
output sosialnya: kasih sayang sosial, sikap demokratis, cinta kasih,
kemesraan dengan orang lain, memberi, membantu sesama. Idealnya,
orang beragama itu mesti shalat, misa, atau ikut kebaktian, tetapi
juga tidak korupsi dan memiliki perilaku yang santun dan berkasih
sayang.

Agama adalah akhlak. Agama adalah perilaku. Agama adalah sikap. Semua
agama tentu mengajarkan kesantunan, belas kasih, dan cinta kasih
sesama. Bila kita cuma puasa, shalat,
baca al-quran, pergi kebaktian, misa, datang ke pura, menurut saya,
kita belum layak disebut orang yang beragama. Tetapi, bila saat
bersamaan kita tidak mencuri uang negara, meyantuni fakir miskin,
memberi makan anak-anak terlantar, hidup bersih, maka itulah orang
beragama.

Ukuran keberagamaan seseorang sesungguhnya bukan dari kesalehan
personalnya, melainkan diukur dari kesalehan sosialnya. Bukan
kesalehan pribadi, tapi kesalehan sosial. Orang beragama adalah orang
yang bisa menggembirakan tetangganya. Orang beragama ialah orang yang
menghormati orang lain, meski beda agama. Orang yang punya
solidaritas dan keprihatinan sosial pada kaum mustadh'afin (kaum
tertindas). Juga tidak korupsi dan tidak mengambil yang bukan haknya.
Karena itu, orang beragama mestinya memunculkan sikap dan jiwa sosial
tinggi. Bukan orang-orang yang meratakan dahinya ke lantai masjid,
sementara beberapa meter darinya, orang-orang miskin meronta
kelaparan.

Ekstrinsik VS Intrinsik

Dalam sebuah hadis diceritakan, suatu ketika Nabi Muhammad SAW
mendengar berita perihal seorang yang shalat di malam hari dan puasa
di siang hari, tetapi menyakiti tetangganya dengan lisannya. Nabi
Muhammad SAW menjawab singkat, "Ia di neraka." Hadis ini
memperlihatkan kepada kita bahwa ibadah ritual saja belum cukup.
Ibadah ritual mesti dibarengi ibadah sosial.

Pelaksanaan ibadah ritual yang tulus harus melahirkan kepedulian pada
lingkungan sosial.

Hadis di atas juga ingin mengatakan, agama jangan dipakai sebagai
tameng memperoleh kedudukan dan citra baik di hadapan orang lain. Hal
ini sejalan dengan definisi keberagamaan dari Gordon W Allport.
Allport, psikolog, membagi dua macam cara beragama: ekstrinsik dan
intrinsik.

Yang ekstrinsik memandang agama sebagai sesuatu yang dapat
dimanfaatkan. Agama dimanfaatkan demikian rupa agar dia memperoleh
status darinya. Ia puasa, misa, kebaktian, atau membaca kitab suci,
bukan untuk meraih keberkahan Tuhan, melainkan supaya orang lain
menghargai dirinya. Dia beragama demi status dan harga diri. Ajaran
agama tidak menghujam ke dalam dirinya.

Yang kedua, yang intrinsik, adalah cara beragama yang memasukkan
nilai-nilai agama ke dalam dirinya. Nilai dan ajaran agama terhujam
jauh ke dalam jiwa penganutnya. Adanya internalisasi nilai spiritual
keagamaan. Ibadah ritual bukan hanya praktik tanpa makna. Semua
ibadah itu memiliki pengaruh dalam sikapnya sehari-hari. Baginya,
agama adalah penghayatan batin kepada Tuhan. Cara beragama yang
intrinsiklah yang mampu menciptakan lingkungan yang bersih dan penuh
kasih sayang.

Keberagamaan ekstrinsik, cara beragama yang tidak tulus, melahirkan
egoisme. Egoisme bertanggungjawab atas kegagalan manusia mencari
kebahagiaan, kata Leo Tolstoy. Kebahagiaan tidak terletak pada
kesenangan diri sendiri. Kebahagiaan terletak pada kebersamaan.
Sebaliknya, cara beragama yang intrinsik menciptakan kebersamaan.
Karena itu, menciptakan kebahagiaan dalam diri penganutnya dan
lingkungan sosialnya. Ada penghayatan terhadap pelaksanaan ritual-
ritual agama.

Cara beragama yang ekstrinsik menjadikan agama sebagai alat politis
dan ekonomis. Sebuah sikap beragama yang memunculkan sikap hipokrit;
kemunafikan. Syaikh Al Ghazali dan Sayid Quthb pernah berkata, kita
ribut tentang bid'ah dalam shalat dan haji, tetapi dengan tenang
melakukan bid'ah dalam urusan ekonomi dan politik. Kita puasa tetapi
dengan tenang melakukan korupsi. Juga kekerasan, pencurian, dan
penindasan.

Indonesia, sebuah negeri yang katanya agamis, merupakan negara penuh
pertikaian. Majalah Newsweek edisi 9 Juli 2001 mencatat, Indonesia
dengan 17.000 pulau ini menyimpan 1.000 titik api yang sewaktu-waktu
siap menyala. Bila tidak dikelola, dengan mudah beralih menjadi
bentuk kekerasan yang memakan korban. Peringatan Newsweek lima tahun
lalu itu, rupanya mulai memperlihatkan kebenaran. Poso, Maluku, Papua
Barat, Aceh menjadi contohnya. Ironis.

Jalaluddin Rakhmat, dalam Islam Alternatif , menulis betapa banyak
umat Islam disibukkan dengan urusan ibadah mahdhah (ritual), tetapi
mengabaikan kemiskinan, kebodohan, penyakit, kelaparan, kesengsaraan,
dan kesulitan hidup yang diderita saudara-saudara mereka. Betapa
banyak orang kaya Islam yang dengan khusuk meratakan dahinya di atas
sajadah, sementara di sekitarnya tubuh-tubuh layu digerogoti penyakit
dan kekurangan gizi.

Kita kerap melihat jutaan uang dihabiskan untuk upacara-upacara
keagamaan, di saat ribuan anak di sudut-sudut negeri ini tidak dapat
melanjutkan sekolah. Jutaan uang dihamburkan untuk membangun rumah
ibadah yang megah, di saat ribuan orang tua masih harus menanggung
beban mencari sesuap nasi. Jutaan uang dipakai untuk naik haji
berulang kali, di saat ribuan orang sakit menggelepar menunggu maut
karena tidak dapat membayar biaya rumah sakit. Secara ekstrinsik
mereka beragama, tetapi secara intrinsik tidak beragama.

Sumber: Jalal Center

Senin, 19 Januari 2009

Renungan


Coca Cola dalam renungan
(Sudah tepatkah keberadaan anda sekarang?)

Ada 3 kaleng coca cola,
ketiga kaleng tersebut diproduksi di pabrik yang sama.
Ketika tiba harinya, sebuah truk datang ke pabrik,
mengangkut kaleng-kaleng coca cola dan menuju ke tempat
yang berbeda untuk pendistribusian.>

Pemberhentian pertama adalah supermaket lokal.
Kaleng coca cola pertama di turunkan disini.
Kaleng itu dipajang di rak bersama dengan kaleng coca cola lainnya
dan diberi harga Rp. 4.000.>

Pemberhentian kedua adalah pusat perbelanjaan besar.
Di sana , kaleng kedua diturunkan.
Kaleng tersebut ditempatkan di dalam kulkas supaya
dingin dan dijual dengan harga Rp. 7.500.>

Pemberhentian terakhir adalah hotel bintang 5
yang sangat mewah.Kaleng coca cola ketiga diturunkan di sana .
Kaleng ini tidak ditempatkan di rak atau di dalam kulkas.
Kaleng ini hanya akan dikeluarkan jika ada pesanan dari pelanggan.
Dan ketika ada yang pesan, kaleng ini dikeluarkan besama
dengan gelas kristal berisi batu es.
Semua disajikan di atas baki dan pelayan hotel akan
membuka kaleng coca cola itu,
menuangkannya ke dalam gelas dan dengan sopan
menyajikannya ke pelanggan. Harganya Rp. 60.000.>

Sekarang, pertanyaannya adalah :
Mengapa ketiga kaleng coca cola tersebut memiliki harga yang berbeda
padahal diproduksi dari pabrik yang sama,
diantar dengan truk yang sama dan bahkan mereka memiliki rasa yang sama>

Lingkungan Anda mencerminkan harga Anda.
>
Lingkungan berbicara tentang RELATIONSHIP.
>
Apabila Anda berada dilingkungan yang bisa mengeluarkan
yang terbaik dari diri Anda, maka Anda akan menjadi cemerlang.
Tapi bila Anda berada dilingkungan yang meng-kerdil- kan diri Anda,
maka Anda akan menjadi kerdil.
(Orang yang sama, bakat yang sama, kemampuan yang sama) +
lingkungan yang berbeda = NILAI YANG BERBEDA.

Bersyukurlah

"Jika di pagi buta, seseorang telah mengadu pada manusia, akan nasib hidup yang menimpa... sungguh ia telah kufur atas rezeki Tuhannya. Jika ia mengeluh penuh duka, tentang berbagai masalah harta... sungguh ia telah murka terhadap Tuhannya. Dan jika seseorang menghormati orang kaya, karena limpahan hartanya... sungguh telah binasa dua pertiga agamanya." (Nabi Muhammad SAW).

* Hadist ini dikutip dari: "Menuju Pintu Tuhan, Mutiara Berserak", Ibnu Hajar al 'Asqalani.

Renungkanlah....

# Sekiranya Anda merasa sulit tidur malam ini, ingatlah tentang keluarga tidak punya rumah yang tidak memiliki ranjang tempat berbaring.

# Sekiranya Anda terperangkap dalam kemacetan; jangan kecewa. Terdapat banyak orang yang hidup di dunia ini yang tahu kalau bakal terjebak kemacetan dan menganggapnya suatu keistimewaan yang tidak pernah didengar.

# Sekiranya Anda tidak bernasib baik di tempat kerja, pikirkanlah tentang mereka yang tidak bekerja sejak tiga bulan yang lalu.

# Sekiranya Anda kecewa dengan akhir pekan yang berlalu begitu saja; pikirkanlah tentang wanita yang di jalan-jalan yang bekerja selama 12 jam sehari, 7 hari seminggu dengan upah Rp 7500/hari untuk menghidupi keluarganya.

# Sekiranya mobil Anda rusak, jauh dari bengkel mobil; pikirkanlah tentang mereka yang lumpuh, yang begitu menginginkan bisa berjalan.

# Sekiranya Anda mengeluh karena tidak mempunyai sepasang sepatu baru pada tahun ini; pikirkanlah tentang seseorang yang tidak mempunyai kaki.

# Sekiranya Anda bercermin dan nampak bahwa uban telah mulai tumbuh; pikirkanlah tentang penderita kanker yang sedang dirawat di chemotherapy yang berharap agar rambutnya dapat tumbuh untuk diperiksa.

# Sekiranya Anda diberhentikan kerja; pikirkanlah tentang mereka yang bernasib malang yang terpaksa mendengar ocehan boss mereka sejak dari pukul 9 pagi hingga 5 sore setiap hari.

# Sekiranya Anda kecewa dengan hubungan yang semakin buruk; pikirkanlah tentang mereka yang tidak pernah tahu tentang apa rasanya untuk menyayangi dan disayangi.

Sungguh menggelikan. Betapa segala sesuatunya berubah ketika kita berpikir dengan cara seperti itu. Kata orang bijak, bagi hati yang sedih lagu yang riang pun terdengar memilukan. Sedangkan orang bijak lain berkata, sekali terlintas di pikiran, sejuta dunia terjungkir balik.

Jadi, kuncinya adalah BERSYUKURLAH dalam segala situasi... dan kembangkan selalu sikap & mental positif hingga menjadi suatu kebiasaan.

Kamis, 15 Januari 2009